Senin, 20 Januari 2014

Hening Part 02

Empat tahun telah berlalu. Banyak peristiwa dan kisah yang terjadi di sini. Masih terekam jelas di ingatan ini saat pertama kali melangkahkan kaki ke kota hujan ini. Ayah yang semakin hari guratan di wajahnya makin terlihat jelas sedikit kecewa karena tidak bisa mengantar sang anak sampai ke tujuan. Bukan karena ayah tidak mau tapi ekonomi mereka yang tak mampu. Melihat anaknya diterima di salah satu kampus favorit membuatnya bangga, tapi apa daya uang di sakunya tak cukup untuk mengantar si anak ke kampus itu. Hingga si anak harus pergi sendiri.
Seorang gadis dari desa yang selama ini tak pernah bepergian sendirian terlihat di Bandara Internasional MinangKabau. Dia harus mendorong koper itu sendirian karena hanya yang akan bepergian yang boleh masuk ke dalam bandara itu. Sementara itu, si ayah berusaha menyembunyikan kesedihannya. Ini pertama kalinya beliau akan melepas putri sulung yang amat dicintainya itu. Semangat si anak yang membara untuk melanjutkan studi mengalahkan ego sang ayah yang tak kuasa melepas putrinya itu. Diciumnya punggung tangan sang ayah yang tak lagi muda. Terasa tangan itu kasar karena tiap hari harus mengayunkan canggul demi mengepulnya asap rumah.
Dan kini, tak terasa waktu terus bergulir hingga empat th berlalu begitu cepat. Si anak dengan semangat tak kenal lelah berhasil juga menyelesaikan studinya. Walau banyak yang menyangsikan kalau keluarga mereka tidak akan mampu membiayai kuliah anak itu. Tapi, berkat kecerdasan dan kerajinan si anak dia berhasil membuktika ke orang-orang itu kalau dia dan keluarganya pasti bisa. Waktu itu tgl 22 Agustus 2013, si anak akan melaksanan ujian sidang skripsinya. Perasaan yang bercampur aduk mulai mendera.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar